RSS

Sabtu, 05 April 2014

Pertemuan Ke Empat Mata Kuliah Kerajinan Tangan dan Seni Rupa

TEKNIK PEMBUATAN BATIK SEDERHANA
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
DI SEKOLAH DASAR

Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang berisi tentang rencana pembelajaran yang ditujukan kepada peserta didik yang berfungsi untuk mencapai tujuan pendidikan. Pada saat ini, kurikulum yang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum 2013 yang lebih menekankan pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar.  Pembelajaran tematik merupakan suatu proses pembelajaran dengan mengaitkan dan memadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran atau antar mata pelajaran. Salah satu contoh dari penerapan pembelajaran tematik dengan memadukan atau mengaitkan materi ajar antar mata pelajaran adalah mata pelajaran kesenian, IPA, dan Bahasa Indonesia dapat dipadukan dengan mengajak siswa untuk mempelajari teknik batik sederhana. Cara ini sangat efektif dilakukan karena selain cara pembuatannya yang sederhana, juga karena alat dan bahan yang digunakan sangat mudah didapatkan.
Teknik pembuatan batik sederhana dikatakan dapat memadukan mata pelajaran kesenian, IPA, dan Bahasa Indonesia karena dalam pembuatannya siswa akan dapat menggambar serta mewarnainya dengan teknik batik sederhana seperti menggunakan crayon, lilin, buku gambar, cat air, dan kuas yang termasuk kedalam mata pelajaran Kesenian. Dalam mata pelajaran IPA, siswa akan dapat mengetahui salah satu sifat air yaitu air tidak dapat menyatu dengan lilin atau crayon. Sedangkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, setelah siswa selesai mengerjakan batik sederhana yang mereka buat, guru dapat menugaskan siswanya untuk menceritakan makna atau isi dalam gambar yang telah mereka buat.
Pada proses pembuatan batik sederhana, alat-alat yang perlu disiapkan adalah kertas gambar, lilin/crayon, cat air, dan kuas. Siswa dapat memiih lilin atau crayon sebagai pewarna. Apabila lilin yang hendak digunakan, siswa harus menyediakan pewarna lain agar dapat menghasilkan warna yang diinginkan. Dapat juga menggunakan liin berwarna seperti liin yang berwarna merah, namun hasil yang didapatkan hanya akan berwarna merah saja. Akan berbeda jika pewarna yang siswa pilih adalah crayon. Dengan menggunakan crayon siswa akan bebas memilih warna yang diinginkan karena pilihan warna yang disediakan sangat bervariasi. Dalam pembuatannya, yang lebih ditekankan adalah teknik membatik sederhana, bukan menggambar batik. Selain itu siswa juga tidak dituntut untuk menggambar dengan pola yang rapid an teratur. Mereka bebas menggambar apapun yang mereka inginkan. Sehingga siswa dapat dengan bebas mengekspresikan imajinasinya dalam berkarya sesuai dengan kemampuannya.
Tugas guru sebagai fasilitator adalah untuk memberikan masukan-masukan kepada siswanya mengenai apa yang telah mereka kerjakan. Apabila ada salah seorang siswanya mengalami kesulitan, guru hendaknya membantu dengan memberikan arahan dan masukan sehingga kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa mampu dibenahi. Seperti pada mata pelajaran Kesenian dalam pembuatan batik sederhana, apabila siswa mengalami kesulitan pada pemilihan warna dan teknik pewarnaan, guru harus memberikan masukan atau arahan seperti apabila pada saat pemberian warna dengan menggunakan crayon hendanya tidak menutupi seluruh pola yang ada. Hal ini akan menyebabkan perpaduan warna antara crayon dan cat air tidak serasi. Sebaiknya berikan sedikit rongga pada pewarnaan crayon agar cat air bisa menyusup kedalamnya berupa bercak-bercak warna sehingga akan menimbulkan kesan yang lebih indah. Selain itu pada mata pelajaran IPA guru dapat meluruskan sifat-sifat air yang menyebabkannya tak dapat menyatu dengan lilin. Dan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia guru dapat memberikan masukan kepada siswa berupa penekanan atau intonasi pada saat membaca yang perlu memperhatikan tanda paca, yaitu titik, koma, ataupun tanda baca lainnya.
Pada dasarnya prinsip proses pembuatan batik menggunakan proses celup. Namun karena pembuatannya dilakukan di Sekolah Dasar yang tidak membutuhkan keahlian khusus yang menggunakan alat-alat sederhana, jadi yang dibuat hanyalah batik sederhana. Pembuatan batik dapat dilakukan apabila telah tersedia pewarna, pelintang, dan media. Pada saat menggunakan crayon sebagai pewarna pada batik sederhana hendaknya menggunakan warna muda dan pilihlah warna cat air yang lebih tua. Apabila warna yag digunakan pada crayon dan cat air bertabrakan dalam arti sama-sama keras maka warna yang dihasilkan tidak akan terlihat kontrasnya. Pada pelintang dapat dilakukan dengan menggunakan lilin atau crayon. Yang terakhir yaitu media, pada umumnya dalam pembuatan batik menggunakan media kain. Namun karena ini adalah batik sederhana, jadi yang digunakan adalah kertas gambar berukuran A4 yang bertujuan untuk memudahkan siswa.
Langkah-langkah pembuatan batik sederhana adalah sebagai berikut.
1.      Siapkan alat dan bahan berupa kertas gambar, crayon, pensil, cait air dan kuas.
2.      Setelah semua alat danbahan disiapkan, buatlah pola bebas sesuai dengan imajinasi yang dapat berupa pola teratur dan tidak teratur.
3.      Warnailah pola yang telah dibuat menggunakan crayon dengan catatan warna yang berikan tidak menutupi pola secara menyeluruh, melainkan berikan rongga atau ruang sedikit agar dapat menimbulkan kesan yang lebih indah pada batik.
4.  Apabila seluruh pola telah selesai diwarnai, barulah berikan warna cat air menggunakan kuas secara menyeluruh.
5.  Setelah cat air menutupi seluruh permukaan kertas gambar, tunggulah hingga kering. Dan sebuah batik sederhana telah selesai dibuat.

Bagaimana langkah pebuatannya? Cukup mudah kan? Berikut dibawah ini adalah contoh batik sederhana yang saya buat. Walaupun hasilnya tidak terlalu bagus, namun saya sudah cukup puas. Dalam pembuatannya sangat membutuhkan kesabaran agar hasil yang didapatkan sesuai dengan keinginan. Jadi selain alat dan bahan yang digunakan sangat mudah didapatkan, langkah-langkah pembuatannya pun sangat sudah. Sehingga batik sederhana ini sangat cocok digunakan dalam pembelajaran terpadu di Sekolah Dasar. 

0 komentar:

Posting Komentar