RSS

Minggu, 20 April 2014

Pertemuan Ke Tujuh Mata Kuliah Kerajinan Tangan dan Seni Rupa

PENDIDIKAN SENI SEBAGAI ALAT BUKAN TUJUAN

Pendidikan seni rupa merupakan pendidikan yang diterapkan sebagai alat, bukan sebagai tujuan, dan yang paling utama diperhatikan adalah prosesnya. Maksudnya adalah pendidikan seni rupa merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan, dengan proses merupakan kegiatan yang paling utama. Tujuan yang dimaksud adalah tujuan pendewasaan diri, pematangan kemampuan, pematangan keterampilan, dan pematangan kesiapan. Untuk menghasilkan suatu karya seni diperlukan imajinasi dan kreativitas pada diri setiap individu sebagai pelaku seni, yang tentu saja imajinasi dan kreativitas tersebut akan berbeda-beda pada setiap pelakunya. Tingkat imajinasi dan kreativitas dalam diri setiap pelaku dapat berupa tinggi, sedang, ataupun kurang tergantung pada tingkat usianya. Namun tidak menutup kemungkinan ada seorang anak yang akan memiliki kemampuan atau imajinasi dan kreativitas yang melampaui batas usianya. Apabila ada seorang anak memiliki kemampuan seperti itu, maka peran kita sebagai seorang guru adalah terus memotivasinya menghasilkan karya-karya yang dapat berguna bagi dirinya. Namun apabila ada seorang anak yang menunjukkan prilaku yang berbanding terbalik dari kemampuan yang telah disebutkan di atas yaitu kemampuan dalam imajinasi dan kreativitasnya kurang, maka anak tersebut perlu diberikan arahan dan dorongan agar anak tersebut termotivasi untuk mengembangkan lagi kemampuan yang telah ia miliki. Sebagai seorang guru, kita seharusnya mengerti dan memahami kaya ang dibuat oleh peserta didik. Misalnya ada seorang anak yang menggambar seekor anjing yang sangat kecil yang terikat kuat di sebuah pohon besar. Kita tidak seharusnya langsung menyalahkan gambar yang dibuat oleh anak tersebut. Ada baiknya kita melihat dari berbagai sudut pandang, dan mencari tahu apa sebabnya anak tersebut menggambar seperti itu. Sehingga kita mampu memberikan nilai atau apresiasi terhadap apa yang telah dibuatnya.


Pertemuan Ke Tujuh Mata Kuliah Kerajinan Tangan dan Seni Rupa

AIR BRUSH SEDERHANA

Dalam membuat suatu karya seni, ada begitu banyak teknik atau cara yang dapat dilakukan, salah satunya adalah dengan menggunakan teknik air brush. Air brush merupakan sebuah teknik seni rupa dengan cara menyemprotkan atau menyemburkan cat warna pada bidang yang diinginkan. Teknik seperti ini biasa dilakukan atau dapat dijumpai pada pewarnaan helm, mobil, sepeda motor dan lain-lain. Namun yang akan dibahas disini adalah teknik air brush sederhana, yaitu salah satu teknik seni rupa dengan cara menyemprotkan cat warna pada bidang dengan menggunakan  alat-alat sederhana seperti saringan teh atau sisir dan sikat gigi. Tentu saja hasil yang didapatkan tidak sebanding dengan teknik air brush pada umumnya dengan menggunakan alat-alat khusus.
            Teknik air brush sederhana sangat cocok diterapkan atau diajarkan pada anak Sekolah Dasar, karena alat-alat yang digunakan tergolong sangat mudah didapatkan. Sehingga dalam pengerjaannya siswa tidak akan mengalami kesulitan pada cara penggunaannya, karena alat-alat tersebut terdapat di lingkungan sekitarnya. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan air brush adalah sebagai berikut.
1.      Saringan teh atau sisir.
2.      Sikat gigi bekas.
3.      Kertas gambar, sebagai media.
4.      Pewarna, seperti cat air atau pewarna makanan.
5.      Daun atau berbagai bentuk atau pola lain yang dapat dijadikan sebagai mal.
6.      Krikil sebagai penindih pola yang akan digunakan agar tidak bergeser.
Langkah-langkah dalam pembuatan air brush tidak terlalu susah, hanya saja membutuhkan kesabaran dalam menanti hasilnya. Dalam pembuatannya siswa boleh saja memilih antara menggunakan saringan teh atau sisir. Namun tentu saja dari kedua bahan tersebut mempunyai perbedaan sangat tipis. Apabila yang hendak digunakan adalah saringan the, hasil yang akan didapat akan sangat halus dan rapi. Hanya saja dalam pembuatannya memerlukan waktu yang agak lama. Sedangkan apabila hendak menggunakan sisir, hasil yang digunakan tidak jauh berbeda dibandingkan dengan menggunakan saringan teh. Hanya saja hasilnya tidak sehalus seperti menggunakan saringan teh, namun waktu yang digunakan akan lebih cepat. Untuk mengantisipasi perbedaan tersebut, carilah sisir yang agak rapat celah-celahnya. Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam pembuatan air brush adalah sebagai berikut.
1.      Siapkan alat dan bahan seperti yang telah disebutkan di atas.
2.      Encerkan cat air pada palet dengan mencampurkan air sedikit demi sedikit.
3.      Letakkan pola yang telah disiapkan pada kertas gambar sebagai mal.
4.      Tindih pola tersebut dengan menggunakan krikil agar tidak bergeser.
5.      Celupkan sikat gigi pada pewarna, kemudian gosokkan pada bidang atau bagian yang diinginkan dengan menggunakan saringan atau sisir.
6.      Tunggulah hingga kering.
7.      Setelah kering, pola lain dapat ditambahkan pada sekitar gambar. Atau dapat juga dilakukan dengan menggeser sedikit pola awal kemudian lakukan lagi langkah ke 5 dengan warna yang berbeda. Sehingga akan menghasilkan warna yang tumpang tindih atu menghasilkan warna baru.
8.      Kemudian warna lain dapat juga digosokkan de sekitarnya agar kertas gambar full berisi warna, sehingga terjadi perpaduan warna yang menarik.
Dibawah ini adalah contoh air brush yang saya buat saat perkuliahan Kerajinan Tangan dan Seni Rupa. Saya membagi bidang menjadi tiga bagian. Kemudian warna pada setiap bidang saya lainkan antara satu dengan yang lain. Air brush di atas saya buat dengan cara menggeser pola dari bentuk awalnya setelah warna yang sebelumnya sudah kering.




Pertemuan Ke Lima Mata Kuliah Kerajinan Tangan dan Seni Rupa

MOZAIK SEDERHANA
BERTEMA KEHIDUPAN LAUT

Mozaik merupakan salah satu kegiatan seni yaitu menggambar dengan cara memanfaatkan bentuk-bentuk atau pola-pola geometris tertentu sebagai pengganti dari bahan-bahan pewarna. Pembuatan mozaik dapat dilakukan dengan menggunakan pecahan kaca maupun keramik. Namun seiring berkembangnya zaman, pembuatan mozaik juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan batu-batuan yang diwarnai dan juga dengan menggunakan potongan-potongan kertas atau biji-bijian yang dapat dibentuk sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambar yang menarik.
            Pembuatan mozaik dengan menggunakan potongan-potongan kertas dapat dilakukan dengan menggunakan kertas majalah, koran ataupun kertas origami. Selain Namun yang lebih dianjurkan adalah dengan menggunakan kertas majalah, agar warna yang dihasilkan lebih terang dan menarik. Selain itu biji-bijian juga dapat digunakan untuk memperindah tampilan atau hasil dalam pembuatan mozaik. Teknik pembuatan origami dengan menggunakan potongan kertas atau biji-bijian sangat cocok diajarkan pada anak Sekolah Dasar. Karena selain bahan yang digunakan tidak terlalu susah, juga karena dalam pembuatan mozaik ini tidak membutuhkan keahlian khusus. Jadi siswa bebas mengekspresikan kreatifitasnya lewat potongan-potongan kertas berbentuk geometris dengan membuat pola-pola tertentu, sehingga menghasilkan sebuah gambar yang menarik yang sesuai dengan imajinasinya. Selain dapat menghasilkan sebuah karya, dengan mengajarkan pembuatan mozaik siswa dapat belajar memadukan warna antara bentuk satu dengan yang lain sambil bermain.
            Adapun alat dan bahan yang perlu disiapkan dalam pembuatan gambar dengan mozaik sederhana adalah yang pertama potongan-potongan kertas berwarna atau kertas koran dan juga kertas majalah yang berukuran kecil dengan bentuk geometris seperti bulat, persegi, atau sembarang atau juga dapat menggunakan biji-bijian yang digunakan untuk menutupi pola mozaik yang telah dibuat sebelumnya. Yang kedua yaitu alat-alat tulis seperti pensil untuk menggambar pola atau bentuk yang diinginkan, kertas gambar sebagai bidang atau dasar mozaik, penghapus, gunting untuk memotong kertas, dan lem untuk menempel potongan-potongan kertas.
            Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam pembuatan mozaik di jenjang Sekolah Dasar sangat mudah karena masih tergolong sederhana. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1.      Gambarlah terlebih dahulu pola atau bentuk yang akan dibuat pada kertas gambar.
2.      Potonglah kertas warna berukuran kecil dengan bentuk atau pola yang diinginkan.
3.      Setelah selesai memotong kertas, tempelkan potongan kertas tersebut pada bentuk atau pola yang telah dibuat dengan menggunakan lem.
4.      Jika telah selesai menempel, pada bagian latar dapat ditempelkan kertas atau biji-bijian sehingga menimbulkan kesan kontras antara warna gambar dengan latar.
5.      Diamkan sejenak hingga kertas dan biji-bijian tersebut menempel dengan sempurna.
6.      Mozaik sederhana pun jadi.
Pembuatan mozaik sederhana ini sangat mudah untuk dilakukan namun tetap diiringi dengan kerapian dan ketelitian. Mozaik dapat digolongkan ke dalam seni lukis dan seni dekorasi. Karena dalam pembuatannya memperhatikan perpaduan warna agar terlihat serasi dan juga kita harus mendekorasi bentuk-bentuk atau pola yang ditelah dibuat agar dapat terlihat indah.

Mozaik Ikan Sederhana
Gambar di atas adalah mozaik yang saya buat dengan tema kehidupan di laut. Dalam gambar tersebut terdapat ikan, bintang laut dan sedikit rumput laut. Saya juga menambahkan garis pembatas pada setiap pola agar terlihat jelas perbedaan antara gambar satu dengan yang lainnya.


Pertemuan Ke Enam Mata Kuliah Kerajinan Tangan dan Seni Rupa

MONTASE SEDERHANA

Montase merupakan salah satu teknik menggambar yang memanfaatkan bentuk-bentuk gambar yang sudah ada sehingga menghasilkan suatu gambar baru. Teknik montase dapat kita jumpai pada aplikasi software contohnya pada corel draw atau adobe photoshop. Langkah pembuatan cukup mudah, kita hanya perlu mengambil gambar yang diinginkan, lalu meletakkannya pada latar yang sudah kita tentukan terlebih dahulu. Sama halnya dengan aplikasi software, teknik montase yang saya dapatkan dalam perkuliahan  juga masih menggunakan teknik tempel – menempel hanya saja kegiatannya lebih sederhana. Gambar yang hendak ditempel dapat diambil dari koran, majalah, ataupun buku. Namun, sebaiknya gambar yang hendak digunakan diambil dari majalah. Karena warna yang ada pada majalah lebih terang dan jelas dibandingkan dengan gambar yang diambil dari Koran ataupun buku. Sehingga gambar yang dihasilkan akan menjadi lebih bagus dan menarik.
            Alat dan bahan yang perlu disediakan dalam pembuatan montase tidak terlalu sulit. Yang perlu disediakan yang pertama adalah buku gambar yang akan digunakan sebagai bidang untuk menempel, gunting, lem, potongan gambar yang telah diambil dari majalah, koran atau buku. Dalam proses pembuatan montase diperlukan kerapian dan ketelitian dalam menempel gambar pada bidang.
            Adapun langkah-langkah dalam membuat gambar dengan teknik montase adalah pertama-tama tentukanlah tema yang hendak dibuat. Menentukan tema sangat penting dalam pembuatan gambar dengan teknik montase karena apabila kita belum menentukan tema, secara tidak langsung kita akan mengalami kesulitan dalam memilih gambar yang hendak digunakan. Selanjutnya tempelkan potongan-potongan gambar yang telah disediakan dengan rapid an teliti sehingga menghasilkan gambar baru.
       Biasanya dalam pembuatan gambar menggunakan teknik montase kita kesulitan membedakan pembatas antara gambar satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu cara mudah yang dapat dilakukan adalah dengan membuat garis pembatas di setiap pinggiran gambar menggunakan spidol. Sehingga antara gambar satu dengan yang lainnya jelas terlihat perbedaannya.

            Dibawah ini adalah contoh montase yang saya buat, yaitu menceritakan tentang tanah yang luas dan hijau di bawah kaki gunung dengan hewan-hewan yang hidup di sekelilingnya. Adapun hewan yang terdapat di sana adalah sapi, kambing, burung kakak tua, dan dua buah angsa serta ikan yang hidup di danau dekat gunung tersebut. Agar tidak terlihat sepi, saya menambahkan dua bunga di antara rumput di atas danau. 



Sabtu, 05 April 2014

Pertemuan Ke Empat Mata Kuliah Kerajinan Tangan dan Seni Rupa

TEKNIK PEMBUATAN BATIK SEDERHANA
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
DI SEKOLAH DASAR

Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang berisi tentang rencana pembelajaran yang ditujukan kepada peserta didik yang berfungsi untuk mencapai tujuan pendidikan. Pada saat ini, kurikulum yang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum 2013 yang lebih menekankan pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar.  Pembelajaran tematik merupakan suatu proses pembelajaran dengan mengaitkan dan memadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran atau antar mata pelajaran. Salah satu contoh dari penerapan pembelajaran tematik dengan memadukan atau mengaitkan materi ajar antar mata pelajaran adalah mata pelajaran kesenian, IPA, dan Bahasa Indonesia dapat dipadukan dengan mengajak siswa untuk mempelajari teknik batik sederhana. Cara ini sangat efektif dilakukan karena selain cara pembuatannya yang sederhana, juga karena alat dan bahan yang digunakan sangat mudah didapatkan.
Teknik pembuatan batik sederhana dikatakan dapat memadukan mata pelajaran kesenian, IPA, dan Bahasa Indonesia karena dalam pembuatannya siswa akan dapat menggambar serta mewarnainya dengan teknik batik sederhana seperti menggunakan crayon, lilin, buku gambar, cat air, dan kuas yang termasuk kedalam mata pelajaran Kesenian. Dalam mata pelajaran IPA, siswa akan dapat mengetahui salah satu sifat air yaitu air tidak dapat menyatu dengan lilin atau crayon. Sedangkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, setelah siswa selesai mengerjakan batik sederhana yang mereka buat, guru dapat menugaskan siswanya untuk menceritakan makna atau isi dalam gambar yang telah mereka buat.
Pada proses pembuatan batik sederhana, alat-alat yang perlu disiapkan adalah kertas gambar, lilin/crayon, cat air, dan kuas. Siswa dapat memiih lilin atau crayon sebagai pewarna. Apabila lilin yang hendak digunakan, siswa harus menyediakan pewarna lain agar dapat menghasilkan warna yang diinginkan. Dapat juga menggunakan liin berwarna seperti liin yang berwarna merah, namun hasil yang didapatkan hanya akan berwarna merah saja. Akan berbeda jika pewarna yang siswa pilih adalah crayon. Dengan menggunakan crayon siswa akan bebas memilih warna yang diinginkan karena pilihan warna yang disediakan sangat bervariasi. Dalam pembuatannya, yang lebih ditekankan adalah teknik membatik sederhana, bukan menggambar batik. Selain itu siswa juga tidak dituntut untuk menggambar dengan pola yang rapid an teratur. Mereka bebas menggambar apapun yang mereka inginkan. Sehingga siswa dapat dengan bebas mengekspresikan imajinasinya dalam berkarya sesuai dengan kemampuannya.
Tugas guru sebagai fasilitator adalah untuk memberikan masukan-masukan kepada siswanya mengenai apa yang telah mereka kerjakan. Apabila ada salah seorang siswanya mengalami kesulitan, guru hendaknya membantu dengan memberikan arahan dan masukan sehingga kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa mampu dibenahi. Seperti pada mata pelajaran Kesenian dalam pembuatan batik sederhana, apabila siswa mengalami kesulitan pada pemilihan warna dan teknik pewarnaan, guru harus memberikan masukan atau arahan seperti apabila pada saat pemberian warna dengan menggunakan crayon hendanya tidak menutupi seluruh pola yang ada. Hal ini akan menyebabkan perpaduan warna antara crayon dan cat air tidak serasi. Sebaiknya berikan sedikit rongga pada pewarnaan crayon agar cat air bisa menyusup kedalamnya berupa bercak-bercak warna sehingga akan menimbulkan kesan yang lebih indah. Selain itu pada mata pelajaran IPA guru dapat meluruskan sifat-sifat air yang menyebabkannya tak dapat menyatu dengan lilin. Dan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia guru dapat memberikan masukan kepada siswa berupa penekanan atau intonasi pada saat membaca yang perlu memperhatikan tanda paca, yaitu titik, koma, ataupun tanda baca lainnya.
Pada dasarnya prinsip proses pembuatan batik menggunakan proses celup. Namun karena pembuatannya dilakukan di Sekolah Dasar yang tidak membutuhkan keahlian khusus yang menggunakan alat-alat sederhana, jadi yang dibuat hanyalah batik sederhana. Pembuatan batik dapat dilakukan apabila telah tersedia pewarna, pelintang, dan media. Pada saat menggunakan crayon sebagai pewarna pada batik sederhana hendaknya menggunakan warna muda dan pilihlah warna cat air yang lebih tua. Apabila warna yag digunakan pada crayon dan cat air bertabrakan dalam arti sama-sama keras maka warna yang dihasilkan tidak akan terlihat kontrasnya. Pada pelintang dapat dilakukan dengan menggunakan lilin atau crayon. Yang terakhir yaitu media, pada umumnya dalam pembuatan batik menggunakan media kain. Namun karena ini adalah batik sederhana, jadi yang digunakan adalah kertas gambar berukuran A4 yang bertujuan untuk memudahkan siswa.
Langkah-langkah pembuatan batik sederhana adalah sebagai berikut.
1.      Siapkan alat dan bahan berupa kertas gambar, crayon, pensil, cait air dan kuas.
2.      Setelah semua alat danbahan disiapkan, buatlah pola bebas sesuai dengan imajinasi yang dapat berupa pola teratur dan tidak teratur.
3.      Warnailah pola yang telah dibuat menggunakan crayon dengan catatan warna yang berikan tidak menutupi pola secara menyeluruh, melainkan berikan rongga atau ruang sedikit agar dapat menimbulkan kesan yang lebih indah pada batik.
4.  Apabila seluruh pola telah selesai diwarnai, barulah berikan warna cat air menggunakan kuas secara menyeluruh.
5.  Setelah cat air menutupi seluruh permukaan kertas gambar, tunggulah hingga kering. Dan sebuah batik sederhana telah selesai dibuat.

Bagaimana langkah pebuatannya? Cukup mudah kan? Berikut dibawah ini adalah contoh batik sederhana yang saya buat. Walaupun hasilnya tidak terlalu bagus, namun saya sudah cukup puas. Dalam pembuatannya sangat membutuhkan kesabaran agar hasil yang didapatkan sesuai dengan keinginan. Jadi selain alat dan bahan yang digunakan sangat mudah didapatkan, langkah-langkah pembuatannya pun sangat sudah. Sehingga batik sederhana ini sangat cocok digunakan dalam pembelajaran terpadu di Sekolah Dasar.